Yo Omera!
Maul Desuwa~ *sok elitshit kampret lu ul #plak!
Dengan ilmu kesoktahuan yang menjunjung tinggi kesotoyan dan
aroganisme, gue mau mendumpak ding ding jos salah satu Manga popular, Gintama.
Kali ini gue gak akan fokus ke alur cerita dan para karakter di dalamnya, tapi
gue ingin menyorot Mangakanya, si Gorila Hideaki Sorachi.
Gintama sendiri menceritakan tentang Sakata Gintoki, seorang
samurai sisa-sisa perang Joui yang menjalani kehidupan baru sebagai Yorozuya.
Yorozuya adalah pekerjaan serabutan dimana dia akan melakukan pekerjaan apapun
asal diberi upah. Eits, jangan salah paham, Gintoki bukan seorang yang akan
melakukan pekerjaaan negatif loh ya. Ditemani oleh Shimura Shinpachi dan
seorang gadis amanto(Alien) dari ras terkuat Yato, Kagura Chan. Mereka bertiga
kemudian terlibat dalam alur berbelit yang akhirnya mendorong mereka untuk
berjuang melindungi Edo dan Kabukichou dari invasi Amanto sambil memerangi
Tendoshu yang memonopoli Bumi.
Well, ini adalah salah satu manga yang kurang dipahami di Indonesia.
Gue maklumin sih, soalnya manga ini sering menyelipkan parodi dari manga lain,
novel, atau tokoh-tokoh dan kejadian di dunia nyata. Sehingga bagi para
pencinta anime atau manga yang Cuma tahu Naruto atau Doraemon bakal susah
banget buat paham.
Kesan awal yang diberikan emang gak semenjanjikan Fullmetal
Alchemist atau One Piece, dimana hati kita berdegup kencang menanti kisah
selanjutnya. Gintama mah apa atuh, di awal chapter kesan yang diberikan… WTF
THIS SH*T!
Tapi dibaca terus ke chapter-chapter berikutnya ngakaknya
mulai terasa, komedinya mulai bisa dipahami dan lagi ceritanya mulai jelas.
Salah satu scene paling ngakak sepanjang sejarah manga ini adalah bagian
Hasegawa seorang mantan Agen Imigrasi yang dipecat dan jadi pengangguran.
Hidupnya super ngenes, hingga kemudian menggiring cerita tentang MADAO atau
Maru de Dame na Ossan atau gampangnya lelaki payah. Yang kemudian muncul
kepanjangan-kepanjangan MADAO lainnya yang sama hina nya.
Si Gorila Hideaki Sorachi adalah seorang jenius. Gue gak
segan memberinya predikat itu. Ide Zaman Edo dan Invasi Alien ke bumi adalah
ide yang cukup gila. Meski di amerika sana ada juga film Cowboy vs Alien, tapi
konsep kegilaannya gak ada apa-apanya dibanding ini manga.
Selera humor si Gorila amat di luar nalar. Dia gak
segan menyelipkan kata-kata seperti Ch*nko/Penis, M*nko/Vagina, Kintama/Testis
dan joke-joke kotor lainnya dalam sebuah Shounen Manga. Dia juga beberapa
memasukan Konten-konten parodi yang isinya syarat dengan sarkasme dan kritik
sosial. Membuat penokohan seorang Gintoki dengan latar belakang yang memilukan,
juga hutang budi untuk sedikit makanan persembahan makam pada Otose san bisa
membuatnya menjadi Iblis yang ditakuti di medan perang.
Shiroyasha atau Iblis Putih adalah julukannya saat perang
Joui. Ketika itu dia masih berumur belasan tahun, namun sudah berjuang sebagai
seorang jendral perang, bersama kawan seperguruannya Takasugi Shinsuke dan
Katsura Kotarou dia menjadi 1 dari 4 jendral. Posisi Jendral ke 4 di isi oleh
sang naga dari Sakamoto Tatsuma. Mereka ber 4 memimpin perang sebagai seorang
sahabat.
Dari masa lalu badass dialihkan ke kehidupan males-malesan
dimana hari-harinya dihabiskan untuk meminum susu strawberry dan makan Gintoki
special (Nasi + Natto).
Gokilnya konsep Yorozuya juga seakan menyindir bahwa orang
dengan kerja serabutan itu sangat vital dan berharga. Manga ini menggabungkan
konsep Samurai dengan Sci-fi yang epic. Meski beberapa akan bilang ceritanya
terlalu dipaksakan, but I really enjoy it.
Buat gue, Gintama itu adalah salah satu master piece dalam
sejarah Shounen Manga, dimana perpaduan unsur kekinian dan sejarah dibalut dengan
komedi yang kental dan khas. Manga ini antimainstream, ceritanya unik dan
berbeda, agak sulit ditebak alurnya.
Menurut gue, kekurangan manga ini nyaris gak ada… ya ada sih
beberapa faktor pemakasaan seperti Nakama Power dimana Hero akan lebih kuat
ketika temannya dalam bahaya. Tapi uniknya adalah konsep Seigi no Mikata yang
dimiliki Gintoki sendiri terasa janggal. Dia bukan tipe seseorang yang ingin
jadi pahlawan tapi mau repot-repot turun tangan.
Gori, eh Sorachi sang jenius berhasil meracik pola pikir
abstraknya menjadi sebuah manga. Ibarat sebuah lukisan Sorachi berhasil
membangun berbagai perspektif dari pelbagai sudut pandang yang ada. Menilai Gintama
hanya dari depan adalah sebuah kejahatan, hahaha. Kita harus memandang Gintama dari
samping, atas, bawah , bahkan belakang. Dalamnya cerita akan bisa kita dapet
kalau kita mau terjun langsung merasakan menjadi Gintoki sendiri.
Konten yang disuguhkan sungguh padat, meski diselingi joke
yang kadang merusak ketegangan, gue
nilai semua itu justru menjadi bumbu
sendiri dalam manga ini. Rasa dan kedalaman perasaan yang disuguhkan sangat
amat menyentuh. Pengorbanan, cinta, perjuangan, keadilan, keluarga, dendam,
rasa bersalah, percaya diri, penyesalan, keserakahan, kebahagiaan banyak deh
pokoknya, 1 PAKET.
Mendengar kalau Manga ini sudah mendekati Arc akhir, bikin
gue gak sabar. Gue adalah tipe yang tidak terlalu menikmati perpanjangan
cerita. Jadi, dengan segala misteri yang sudah hampir terkuak semua, sedikit
banyaknya gue berharap disuguhi akhir yang epic, agar Gintama tidak bernasib
sial seperti Bleach yang epic sampai perpanjangan cerita menghancurkannya.
So far, Gue Rekomendasiin Gintama buat lu yang suka cerita
dengan banyak makna tersirat. This Manga is Awesome! Well Done Gorila
Hideaki Sorachi, you’re FUCKIN’ GENIUS!
(Sorachi Selalu Digambarkan Sebagai Seekor Gorilla dengan Baju Kuning)