Yo Omera!
Maul desuwa~ #plak!
Butthurt Reminder :
Ini adalah tulisan dengan landasan 100% kesoktahuan Maul. Gue nulis ini dengan pikiran jernih, tanpa bermaksud memojokan dan atau menjelek-jelekkan pihak manapun. Apabila ada yang Triggered dan kemudian merasa terlepatuque, Maul mohon maaf.
Sebelum kita terjun jauh ke dalam bahasan, gue pengen jelasin dulu perbedaan Shounen Manga dan Seinen Manga
Shounen Manga adalah manga yang diperuntukan untuk Shounen, gampangnya sih kita bisa bilang untuk remaja laki-laki. Sedangkan Seinen Manga adalah manga yang diperuntukan untuk Seinen, gampangnya sih Laki-laki 18+. Perbedaan mencolok antara Shounen dan Seinen Manga adalah dalam kontennya. Kalau dalam rate penayangan film makan dibedakan menjadi HBO dan Dewasa.
Seinen Manga sendiri sangat minim sensor atau bahkan tanpa sensor sama sekali. Alasan itulah banyak Seinen Manga yang tak segan untuk menampilkan adegan seks, kekerasan, pembunuhan dalam kontennya. Konten Seinen manga yang tanpa sensor akan lebih menarik untuk dilihat, terlebih dalam Genre Action/Adventure/Gore dan tentu saja dalam genre Ecchi :v wkwkwkwk
One Piece sendiri adalah Shounen Manga, alasan itulah adegan kekerasan di One Piece lebih ke pertarungan gentle, kalau pun Luffy dkk bertarung dengan sangat kuat, tidak akan muncul adegan adegan yang membuat kita ngilu.
(Cover Weekly Shounen Jump saat merayakan 20th One Piece)
Pada saat berkabung atas kematian Neneknya, dalam ucapan dukanya Eiichiro Oda sang Mangaka One Piece secara tidak langsung menyampaikan alasan kenapa dalam manganya, tidak ada kata-kata seperti “Akan Kubunuh Kau”. Dia mengganti semua arti kata yang menggiring opsi ke pembunuhan menjadi “Akan kuhajar kau”.
Kurang lebih, ucapan dukanya itu memberitahu fansnya bahwa Mendiang Nenek dari Oda melarangnya untuk menulis kata seperti “Akan Kubunuh Kau” dalam manganya.
Di sisi lain, One Piece sangatlah Populer di kalangan Dewasa, bahkan jika dinilai dari ceritanya, sebetulnya One Piece bukan manga untuk dibaca anak-anak, apalagi jika kita sudah mengacu pada storyline yang berat dan berbelit. Tapi, gue pribadi merasa Oda udah memberikan penjabaran dan deskripsi yang semudah mungkin untuk dipahami.
Terus, bagaimana kalau One Piece ditulis dalam format Seinen Manga?
Berikut adalah point-point tak penting,yang berhasil gue susun…
Akan Terbit di Weekly Young Jump
Shuiesha, adalah perusahaan yang menangani bahkan bisa dibilang merajai dunia perkomikan di jepang sana. Menerbitkan beberapa majalah seperti Weekly Shounen Jump dan Young jump, juga jenis majalah bulanan. Shueisha juga mengambil alih dunia penerbitan perjudul manga yang dimuat di majalah mereka, itulah Tankoubon yang kemudian menyebar ke seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, penerbit yang membeli lisensi penerbitan komik Shueisha adalah Elexmedia Computindo, meski Elex hanya mengambil beberapa cetakan populer saja seperti One Piece, Naruto dan Bleach.
Weekly Shounen Jump adalah majalah dimana One Piece terbit setiap satu minggu sekali. Dari namanya sendiri, sudah jelas bahwa WSJ (singkatannya) diperuntukkan untuk Shounen Manga. Dalam WSJ kita akan menemukan beberapa judul Manga populer seperti OP, Naruto, Gintama, Shokugeki no Souma dll. Sedangkan untuk Seinen Manga, Shueisha menerbitkan mereka di Young Jump. Majalah khusus untuk manga-manga dengan rate 18+ seperti Kingdom dan Tokyo Ghoul.
(Manga Kingdom Sebagai Cover Utama Weekly Young Jump)
Di Jepang sana, orang-orang dan pemerintah mereka sangat menghargai generasinya. Wajar saja jika mereka sangat patuh pada hukum, seketat apapun itu. Sama halnya seperti membeli Rokok, Jepang juga memperhatikan batasan umur untuk majalah-majalah dengan memisahkannya berdasar isi konten yang dimuat.
Cerita Akan Makin Berat
Sudah sewajarnya kalau cerita Seinen Manga sangat berat untuk diterima oleh pemikiran anak-anak remaja. Hal ini juga akan mempengaruhi One Piece jika dirubah ke format Seinen.
Selama ini cerita One Piece bisa dibilang sangat berat, karena luasnya dunia dan banyaknya misteri yang masih disimpan atau mungkin sengaja tidak dikuak oleh Oda.
Kita bisa membayangkan betapa menariknya jika Arc seperti Alabasta dibuat lebih berat dimana puluhan ribu orang mati terbantai, Crocodile mengambil kesempatan berkuasa, dan Luffy mengalahkannya. Pembantaian dan adu domba akan terlihat lebih pedas lagi.
Atau Arc seperti Dressrosa, atau mungkin Skypea dimana mereka yang dikelabuhi oleh sejarah palsu diperbudak, hidup dalam kepatuhan fana dimana penguasa yang mereka patuhi adalah seorang penipu yang tidak memikirkan nasib mereka.
Atau unsur balas dendam pada Arc Fishman Island dan Punk Hazard. Bayangin aja deh, gimana kalau 3 pangeran duyung menghabisi nyawa Hodi Jones atau Para Korban percobaan Raksasa dan Unit Chahige menginjak-injak Caesar Clown sampe mati.
Bertambahnya Satu Genre : GORE!
One Piece adalah manga dengan genre dasar Grand Adventure, namun isinya dibeberapa bagian cerita juga mencermin genre-genre lain seperti Fighthing, Action dan Comedy.
Namun apa yang akan terjadi jika One Piece adalah Seinen Manga?
Kemungkinan yang terbayang olehku adalah GORE!
GORE adalah sebutan untuk manga yang memuat unsur Sadisme dan Pembunuhan. Gore sendiri sangat erat dengan darah dan luka berat, yang mana kejadian pembunuhan akan diperlihatkan dengan jelas.
Gore sendiri sebetulnya sudah pernah diterapkan dan perlihatkan oleh Oda di Arc Marineford War dan sedikit adegan ketika Law dibully Doflamingo di Arc Dressrosa. Adegan hancurnya wajah bagian kiri dari Shirohige, dan putusnya tangan kiri dari Daimond Jozu adalah salah satu alasan kenapa gue nulis artikel ini. Juga sedikit penasaran bagaiman jika diperlihatkan adegan ketika Aka Ashi No Zeff memakan kakinya sendiri, pastinya dibuat detail seperti mengunyah, dan menelan. *gue bakal geli-jijik tapi dengan mata berbinar-binar ngeliatnya :v
Akan terlihat perbedaan besar jika Gore sudah masuk ke dalam salah satu genre untuk One Piece, sedikit contoh yang bisa gue kasih adalah :
- Adegan patah tulang
Luffy adalah petarung tangan kosong. Pukulannya sangat amat mengerikan, bayangkan jika ketika Luffy bertarung, akan terdengar suara patah tulang di mana-mana. Setiap lawan mungkin akan kedapatan tangan atau kakinya mengalami pergeseran, limpa yang pecah dan juga dada yang menjorok ke dalam.
Adegan patah tulang sendiri indentik dengan Robin di SHP. Namun entah kenap Oda selalu membuatnya seolah hanya keseleo saja.
- Darah dan Kondisi Lawan
Zoro dan Brook adalah dua dari banyak karakter yang memakai pedang sebagai senjata ketika bertarung. Luka sayatan dan tebasan atau tusukan memang sudah ada sejak awal cerita, namun tidak diperlihatkan dengan jelas. Apalagi semakin ke sini, pertarungan Zoro minim percikan darah.
Bayangkan betapa mengerikannya seorang Zoro dan Brook apabila mereka memutuskan leher atau organ tubuh lain dari lawannya ketika bertarung. Juga cipratan darah menodai wajah Zoro. Gue yakin banget kalau para pencinta manga pertarungan akan berdecak kagum karenanya.
Juga ledakan bola mesiu Usopp atau misil dan laser Franky mungkin akan sangat menarik untuk dilihat, terlebih kita bisa melihat wajah atau bahkan seluruh tubuh seseorang meledak dan menyisakan beberapa bagian saja, BADASS!
- Konten Kekerasan, Seks dan Penyimpangan
Konten yang menceritakan tentang penyimpangan seperti Doflamingo dan Caesar Clown menikmati saat mereka berhasil menipu dan bersenang-senang atas penderitaan orang lain, mungkin akan sangat berbeda.
Unsur kekarasan pada perbudakan Tenryuubito, penyimpangan seks dan lain sebagainya pasti akan ditampilkan. Sejauh ini penderitaan perbudakan hanya digambarkan sekilas, namun apabila One Piece adalah Seinen Manga, maka akan sangat menarik dan menggemaskan ketika hal-hal itu diekspos lebih dalam.
Untuk Seks sendiri, Oda pernah bersatement bahwa dia tidak akan menjadikan One Piece sebagai Romance manga karena menurutnya itu akan mengurangi unsur petualangannya. Namun gue rasa gak masalah kalau ada adegan Seks dalam One Piece versi Seinen Manga. Seks tidak harus tentang percintaan, maka akan sangat wajar jika 1 atau 2 adegan intim diperlihatkan, dan tidak harus melibatkan karakter utama.
Lalu bagai mana dengan Genre ECCHI ?
Sebetulnya Ecchi dalam One Piece tidak begitu kental bahkan sangat jarang. Fanservice yang diberikan Oda hanya tidak jauh dari Oppai, Oppai dan Oppai, juga Paha dan Pantsu di beberapa bagian.
Kita juga menambah opsi genre dengan Psychological, dan Misteri namun agaknya Oda sendiri tidak terlalu sering menempelkannya dalam cerita, meski selama ini dia kerap membuat twist dan kejutan lainnya.
Note : Maaf untuk yang tidak suka Gore untuk deskripsi mengerikan ini :v
Mungkin segini udah cukup mewakili hasrat gue yang satu ini. So? Kembangkan Imajinasimu untuk lebih dapet lagi visualisasinya! :v
Thanks,
-Maul-